El Savador Adopsi Kripto untuk Perdagangan Internasional 2024

Bisnis, Business, Kripto115 Dilihat

El Savador Adopsi KriptoEl Salvador tengah mempersiapkan proposal terbaru yang meniru langkah Rusia dalam mengadopsi transaksi perdagangan berbasis kripto. Menurut laporan dari News Bitcoin, negara ini berusaha mempermudah penyelesaian perdagangan internasional dengan menggunakan mata uang digital seperti Bitcoin. Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk menyederhanakan proses pembayaran antar negara tanpa harus menggunakan sistem pembayaran tradisional berbasis dolar, seperti SWIFT.

Sekretaris Pertama Kedutaan Besar Rusia di Nikaragua, Alexander Ilyukhin, menyebutkan bahwa El Salvador telah mengikuti kebijakan Rusia dalam penggunaan kripto. Dengan adanya proposal ini, El Salvador berpotensi menarik perhatian para regulator internasional dan konglomerat di seluruh dunia. Hal ini mungkin menjadi pertama kalinya sebuah negara secara resmi mengusulkan penggunaan kripto sebagai alat tukar dalam perdagangan internasional, serta menyoroti manfaatnya dalam menghindari konflik geopolitik dan sanksi terkait.

Manfaat El Savador Adopsi Kripto untuk Perdagangan Internasional

Bitcoin dan jenis kripto lainnya dianggap dapat menyederhanakan proses perdagangan antar negara dengan memungkinkan pembayaran dilakukan tanpa harus menggunakan saluran pembayaran tradisional seperti SWIFT. Sistem ini diharapkan dapat menghindari penerapan sanksi dan sanksi sekunder oleh negara-negara Barat yang mengawasi sistem pembayaran tradisional tersebut.

Baca Juga :  The Art of Public Speaking 2024: Tips and Techniques for Delivering a Powerful Presentation

Adopsi kripto oleh El Salvador tidak hanya bertujuan untuk menyederhanakan pembayaran, tetapi juga untuk membuka peluang pemanfaatan kripto dalam berbagai kasus penggunaan relevan lainnya yang belum berkembang. Dengan demikian, langkah ini berpotensi membuka jalan bagi negara-negara lain untuk mengikuti jejak El Salvador dalam mengadopsi kripto sebagai alat tukar dalam perdagangan internasional.

Rusia Mengadopsi Kripto untuk Mengatasi Sanksi Barat

Pemerintah Rusia juga berencana mengadopsi kripto untuk perdagangan internasional sebagai siasat untuk mengatasi sanksi Barat yang tidak lagi mengizinkan Rusia menggunakan sistem SWIFT untuk pembayaran. Akibat sanksi ini, bank-bank di Rusia mengalami penundaan signifikan dalam pembayaran internasional dengan mitra dagang utama seperti Tiongkok, India, dan Uni Emirat Arab.

Duma, majelis rendah Parlemen Rusia, baru-baru ini memberikan persetujuan awal untuk RUU yang memungkinkan bisnis menggunakan kripto untuk pembayaran internasional. Di bawah undang-undang baru ini, bank sentral Rusia akan menciptakan infrastruktur uji coba untuk pembayaran cryptocurrency, meskipun rincian tentang infrastruktur ini belum diumumkan.

El Savador Adopsi Kripto untuk Perdagangan Internasional

Keputusan Bersejarah di Bidang Keuangan

“Kami mengambil keputusan bersejarah di bidang keuangan,” kata kepala Duma, Anatoly Aksakov, kepada anggota parlemen seperti dikutip Reuters belum lama ini. Inisiatif pembayaran kripto internasional ini bertujuan untuk mengatasi kesulitan yang disebabkan oleh sanksi Barat, yang telah mengganggu transaksi internasional dengan mitra dagang utama. Akibat sanksi ini, bank lokal menjadi lebih berhati-hati dalam berurusan dengan rekanan Rusia, menyebabkan penundaan pembayaran yang signifikan.

Baca Juga :  Waspada Investasi Kripto, Mata Uang Kripto Berada di Zona Merah

Gubernur Bank Sentral Rusia, Elvira Sakhipzadovna Nabiullina, menekankan bahwa diskusi yang sedang berlangsung dengan berbagai kementerian, lembaga, dan bisnis sedang membentuk kondisi eksperimen ini, dengan pembayaran pertama diharapkan terjadi pada akhir tahun. Meskipun kripto saat ini dilarang untuk pembayaran di dalam Rusia, undang-undang baru ini bertujuan untuk mengubah hal tersebut. Pihaknya menyatakan kesiapan regulator untuk menunjukkan fleksibilitas.

Kripto Sebagai Alat Tukar Internasional

Negara-negara lain, seperti Rusia, berencana menambahkan pembayaran kripto ke dalam portofolio mereka untuk terus berdagang dengan negara-negara sahabat di luar sistem keuangan yang dikendalikan oleh Barat. Stablecoin mungkin berguna dalam hal ini, seperti yang dilakukan PDVSA, perusahaan minyak milik negara Venezuela, yang sudah menyelesaikan kontrak dalam USDT, stablecoin terbesar di pasar kripto. Namun, Tether, penerbit USDT, telah menyatakan bahwa mereka akan mematuhi sanksi yang diusulkan oleh pemerintah AS melalui Office of Foreign Asset Control (OFAC).

Kendati demikian, Bitcoin dan aset terdesentralisasi lainnya seperti Ether (ETH/Ethereum) tidak dapat diblokir secara langsung, dan lebih cocok untuk konteks penggunaan ini. Jika adopsi ini meluas, mungkin ini akan menjadi kebangkitan kripto sebagai alat tukar internasional, sebuah penerapan yang belum banyak dipraktikkan.

Dengan langkah berani ini, El Salvador dan Rusia memimpin jalan dalam menjelajahi potensi penuh kripto dalam perdagangan internasional, membuka peluang baru bagi ekonomi global yang lebih inklusif dan desentralisasi.